05 Mei 2016

Sejarah Peringatan Hari Kartini

Hari Kartini merupakan salah satu hari libur nasional. Hari karitni jatuh pada tanggal 21 April. Pada hari kartini biasanya diperingati dengan berbagai kegiatan yang syarat akan kegiatan kewanitaan. Salah satu kegiatan yang paling terlihat adalah pawai menggenakan baju adat yang dipakai oleh anak - anak sekolah, kantor, instansi, bahkan tempat wisata. Akan tetapi sebenernya tahu kah kita mengapa kita merayakan hari kartini. Ya betul, kartini merupakan tokoh pahlawan emansipasi wanita (kesetaraan kedudukan wanita terhadap lelaki) yang dituangkan dalam bukunya "habis gelap terbitlah terang".

Sejarah  R.A. Kartini

Kartini atau Raden Ajeng disingkat R.A, adalah seorang anak bangsawan Jawa dari  pasangan R.M Sosroningrat dan M.A Ngasirah. Kartini lahir di Jepara, Jawa Tengah, pada 21 April 1879. Tanggal kelahiran ini yang kemudian ditetapkan sebagai hari peringatan Kartini. Hidup di tengah keluarga bangsawan membuat Kartini mendapat pendidikan yang baik, sehingga dia memiliki pemikiran modern.

Ia suka membaca dari kegiatan membaca tersebut Kartini merasa kagum dengan peran wanita di negeri-negeri Eropa. Mereka memiliki kebebasan untuk memperoleh hak-hak sebagai manusia, seperti belajar dan lain sebagainya. Sementara itu, di sekitarnya, perempuan-perempuan di tanah Jawa khususnya masih tertindas tak berdaya. Mereka terkungkung karena adat, mereka dipaksa menikah dengan lelaki yang tak dikenal, mereka tak mendapat pendidikan, mereka jauh dari peradaban maju.

Perjuangan Kartini

Sebagai orang yang mengerti nasib perempuan yang direndahkan yang terjadi di negerinya, Kartini sangat tergugah memberi pencerahan, berjuang ingin menjadikan kaum perempuan lebih terdidik. Akhirnya, Kartini dalam memperjuangkan kaum wanita itu mendirikan sebuah sekolah wanita pada tahun 1912 di Semarang. Sekolah ini kemudian menyebar di berbagai daerah lainnya seperti di Surabaya, Malang, Madiun, Yogyakarta, dan beberapa kota lainnya.

Tidak hanya itu saja sebagai upayanya untuk melakukan emansipasi wanita ia juga membuat buku berjudul "habis gelap terbitlah terang". Melalui buku ini Kartini menyerukan kepada seluruh kaum wanita terus bersinar seperti apa yang Ia lakukan.

Kartini telah menjadi tokoh inspirasi tidak hanya bagi wanita tetapi juga kaum lelaki, ditengah adat yang begitu tidak mendukungpun ia pun mampu menjadi pelopor pendidikan dan kemajuan perempuan. Bagaimana dengan kita sekarang? sudahkah kita menjadi sosok kartini itu?

Share:

0 comments:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Apa kata mereka?

Rosidi: Pemuda, Baktimu Kini

"Tidak hanya sebuah gagasan, tetapi bukti" itu lah karang taruna Ristansari. Saya menjadi saksi dimana selama dua tahun ini pem...